Kamis, 14 Februari 2013

TATAPAN PENUH CINTA...

beni badaruzaman
Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur...? 

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. 

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya. 

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. 
 
Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. 
Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar. 

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh kita selagi bayi kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan. 

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu : 
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya... 

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. 
Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. 

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. 

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar. 

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. 

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. 

Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya. 
Tanpa kata, tanpa suara dia berkata : 
"Betapa lelahnya aku hari ini". 
Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita. 

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus 
dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita. 

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua. 

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, untuk selamanya .....

Persembahan terbaik apa yg sudah kita lakukan buat orang-rang tercinta disekitar kita? 

Selasa, 12 Februari 2013

Bekerja Keras Tanpa Hasil

beni badaruzaman
Cerita ini fiktif, tapi hasil modifikasi dari kenyataan yang ada. Ceritanya begini: Ada seorang pemuda. Dia tertarik dengan balap sepeda. Setelah mengumpulkan uang, akhirnya dia mampu membeli sebuah sepeda balap. 

Dengan senang hati, dia mencoba sepeda balap tersebut. Setelah beberapa hari mencoba, dia kecewa berat. Dia tidak bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun dia mengayuh, tetap saja sepeda berjalan dengan lambat. Akhirnya dia membawa sepeda tersebut ke tempat dimana dia membelinya.

“Pak, Anda menipu saya! Katanya ini sepeda balap, koq larinya lambat banget. Bahkan kalah oleh sepeda biasa.” katanya sambil marah-marah kepada penjual sepeda.

“Yang benar pak? Padahal pembalap nasional saja menggunakan sepeda seperti ini. Mereka bisa cepat koq?” kata penjual sepeda, keheranan.

“Buktinya? Saya sudah sekuat tenaga mengayuh, tetap saja lambat.” katanya menaikan nada suaranya.

“Mungkin ada yang rusak pak. Boleh saya periksa?” tanya penjual sepeda tetap tenang.

Kemudian dia memeriksa sepeda. Setelah beberapa saat dia berkata:

“Tidak ada yang rusak pak, kondisinya 100% .”

“Tapi.. kenyataannya? Sepeda itu lambat! Coba saja sendiri jika tidak percaya.” kata pemuda tersebut tetap pada nada tinggi.

“Baik pak, akan kami coba.” kata penjual sepeda sambil memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mencoba sepeda tersebut.

Wussss…. setelah beberapa saat, sepeda itu melaju dengan kencangnya. Jelas saja membuat pemuda tadi bengong.

“Koq bisa yah?”, kata pemuda tadi bingung.

“Silahkan dicoba lagi. Saya mau lihat cara Anda membawa sepeda.” kata penjual sepeda sambil tersenyum lega, sebab sepedanya memang tidak apa-apa.

Pemuda tersebut mencoba mengayuh sepeda. Dia mencoba mengayuh dengan cepat dan sekuat tenaga. Memang benar, sepedanya tidak melaju dengan cepat. Usaha si pemuda mengayuh sepeda terlihat sia-sia karena sepedanya tidak juga melaju dengan cepat. Akhirnya, dengan badan penuh peluh, dia menghampiri penjual sepeda.

“Apa yang salah yah?”, katanya sambil tetap bingung.

Penjual sepeda tersenyum. Dia sudah menemukan dimana letak kesalahannya.

“Secepat apa pun Anda mengayuh, kecepatannya tidak naik dengan berarti jika Anda tetap di gigi satu.” kata penjual sepeda menjelasnya.

“Oh… jadi harus pindah gigi yah? Bagaimana caranya?”, kata pemuda tersebut sambil menahan malu. Mukanya merah padam. Jika tadi merah karena marah, sekarang merah karena malu.

***

Ibroh dari ceita Ini:
Mengapa pemuda tersebut hanya menggunakan gigi satu? Betul, karena dia menganggap sepeda itu hanya memiliki satu gigi. Bagaimana pun dia bekerja keras, dia tetap saja menyia-nyiakan potensi sepeda itu sebenarnya.

Begitu juga dengan kita. Kita akan bertidak sesuai dengan anggapan kita terhadap diri kita. Jika kita menganggap bahwa potensi kita hanya sebatas apa yang sudah kita dapatkan, mungkin kita juga menyia-nyiakan potensi diri kita sebenarnya.

Life is like a ten-speed bike. Most of us have gears we never use. ~Charles Schultz

Banyak yang bertanya kepada saya, “Bagaimana kita bisa menggunakan “gigi” yang lebih tinggi?”

Caranya ialah tingkatkan percaya diri dengan KERJA CERDAS. Atau.. Anda tetap bekerja keras tanpa hasil. Mudah-mudahan, cerita motivasi ini bermanfaat bagi Anda.

Simak Terus Cerita tentang 3AS (Kerja KerAS, Kerja CerdAS, Kerja IkhlAS)

Minggu, 10 Februari 2013

Karpet Merah Anda

beni badaruzaman

 Ternyata masih banyak orang yang bingung dan ragu menjalani profesinya. Buktinya, masih ada saja yang bertanya-tanya, “Apakah saya sudah berada di jalur yang tepat? Atau, “Apakah pilihan ini benar sesuai dengan potensi saya? Agar tidak ikut-ikutan bingung dan ragu cobalah Anda lanjutkan membaca tulisan ini.
Pilihan profesi yang tepat itu setidaknya memenuhi tiga kriteria. Pertama, sesuai dengan passion. Untuk mengetahuinya, coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah Anda sangat menyenangi profesi tersebut? Apakah Anda sering larut (flow) atau begitu enjoy melakukan pekerjaan itu? Apakah Anda rela untuk tidak dibayar melakukan pekerjaan itu? Bila jawabannya selalu “ya”, kemungkinan besar itulah passion Anda.
Kedua, selalu ada progress (kemajuan). Coba bandingkan tahun lalu dan tahun ini, apakah tahun ini prestasi Anda sudah jauh meningkat dibandingkan tahun lalu? Apakah kemampuan Anda juga meningkat dan tidak stagnan? Apakah hasil kerja tahun ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya? Bila jawabannya “ya”, itu pertanda bahwa Anda sedang berada di jalur yang tepat.
Ketiga, adanya pengakuan dan penghargaan. Apakah teman-teman Anda mengakui keahlian Anda? Apakah pimpinan atau mitra kerja memberikan apresiasi positif terhadap profesi yang Anda jalani? Apakah ada pihak yang rela membayar Anda dengan harga yang layak? Bila jawabannya “ya”, maka teruskan menekuni profesi tersebut.
Apabila Anda memiliki jawaban “ya” atas seluruh pertanyaan untuk tiga kriteria di atas tadi, selamat, besar kemungkinan  Anda sedang berada di karpet merah kesuksesan Anda. Teruslah berjalan di karpet itu. Namun jika lebih banyak jawaban “tidak”, saran saya segera cari karpet merah lain.
Nah, bila Anda masih juga bingung setelah membaca tulisan ini,  boleh jadi Anda tergolong orang yang bingung dan membingungkan. He he he…
Salam SuksesMulia!

Minggu, 03 Februari 2013

Lima mesin kecerdasan jika dikiaskan dengan unsur alam semesta

beni badaruzaman

Simbol sidik jari, dan kemistri kepemilikan dapat difahami dari tabel  berikut ini :

SENSING itu ibarat tanah tempat orang berpijak sehingga orang merasa aman. Unsur tanah mencerminkan kestabilan. Meski tanah diinjak-injak ia tetap akan produktif memberi manfaat bagi penghuni di atasnya. Tanah menyimpan kotoran dan mengolahnya menjadi kandungan zat-zat fosil yang berdaya guna menghasilkan tenaga. Tanah terhampar luas memiliki volume kekuatan tenaga fisik yang hebat. Sifat-sifat tanah tadi mirip dengan jempol. Secara fisik jempol paling besar dan memiliki tenaga paling kuat. Ingat di dalam tanah tadi tersimpan banyak harta. Harta lambang kesejahteraan. Orang yang banyak harta perlu diacungi jempol. Orang  S: seperti tanah yang stabil menghasilkan, seperti jempol yang kuat dan ulet, juga memiliki kemampuan untuk mendatangkan dan menyimpan harta

THINGKING itu ibarat besi. Kokoh, tegak, dan tidak memerlukan bantuan benda lain untuk berdiri sendiri. Besi adalah simbol kemandi-rian, ketegasan, dan kepandaian. Besi memang kaku. Faktor kakunya itulah yang membuat besi dipilih menjadi kerangka rumah. Besi merupakan unsur tanah tertentu yang berbentuk butiran, bijian, atau lempengan yang mengandung elemen keras dan padat. Sifat besi terkerangka, kait mengait secara sistematis. Ibarat jari telunjuk, besi mewakili unsur kekuatan. Jari  telunjuk akan mampu menunjukkan kelemahan, ketidak sempunaan, atau kesalahan. Jari telunjuk menjadi pengelola untuk menetapkan pekerjaan atau masalah yang prioritas. Telunjuk digunakan untuk menunjuk atau memerintah. Seperti seorang mandor. Oleh karena itu dominasi jari telunjuk ini adalah dominasi kekuasaan sesuai dengan kemistrinya. Telunjuk kemis-tri pasangannya adalah tahta. Orang T: tegas, mandiri, kokoh seperti besi, memiliki kepandaian menunjukkan kesalahan dengan kepandaiannya, dan diberikan kemampuan untuk memerintah memegang kekuasaan.

INTUITING itu ibarat kayu. Kayu pohon tumbuh dan bergerak vertikal. Kayu pohon tumbuh, hidup dan menghasilkan buah. Kayu seperti tidak pernah berhenti tumbuh ingin mencapai langit. Dan juga kayu tumbuhan indah dan sedap dipandang mata. Jika orang ingin mencari lambang kreativiti maka simbol yang digunakan adalah pen-sil kayu, bukanlah ballpoint. Demikan juga benda-benda kreatif bahkan rumah kreatif dibuat dari kayu. Kayu memiliki kekuatan sekaligus fleksibil-itas. Kayu menghadirkan kreativitas. Jika Anda tinggal di kawasan atau rumah yang banyak pohonnya, maka hawa kreativitas mudah didapatkan. Gerakan kayu yang cenderung bergerak vertikal ke atas seakan mencapai langit, ibarat penuh optimisme sedang melompat mengejar masa depan. Kayu menciptakan kreaTIvitas. Kreativitas lambang kualitas ilmu. Masih ingat dalam ranah keilmuan terbagi tiga kelas: deskripiƞ, analitis, kemu-dian tertinggi adalah sintesis. Sintesa adalah hasil kreativitas. Orang I: optimis, kreatif, berkelas, kuat dan fleksibel seperti kayu, memiliki keindahan seperti jari manis. Jari manis adalah bagian jari yang paling susah digerak-kan, namun bentuknya indah, tempat meletakkan cincin. Sebagaimana susahnya menggerakkan kreativita. Kreativitas adalah ilmu yang paling bernilai. Oleh karena itu orang I, kemistrinya kepada ilmu, kreativitas, ga-gasan, solusi yang diwakili dengan unsur ‘kata’.

FEELING itu ibarat api. Api menyala berkobar-kobar penuh semangat. Api pun mampu membakar benda di sekitarnya. Api ditakuti, disegani, tapi juga diperlukan. Api yang lebih berharga adalah api yang berwarna biru, menghasilkan suhu lebih panas yang stabil. Sedangkan api merah lambang kemarahan yang merusak. Api mampu membakar kayu dan melelehkan besi. Namun api keseharian ada-lah api yang terkadang padam, menyala, padam, dan, menyala lagi. Semangat yang naik turun mengikuti ‘mood’. Api yang menyala berkobar-ko-bar dan panasnya terasa di sekitarnya sebenarnya berasal dari sumber api ang volumenya kecil. Itulah pengibaratan jari kelingking, yang letaknya di  bagian paling pinggir sebelah luar. Jari kelingking walaupun kecil ia bisa mengalahkan jempol. Kecil-kecil cabe rawit. Seperti semut mengalahkan gajah. Mengapa kecil-kecil mampu mengalahkan karena datangnya dari
cinta asmara. Jatuh cinta yang membuat kerajaanpun dapat tumbang.  Demikian juga orang F: penuh cinta, penuh semangat, punya emosi, ter-gantung mood, semua serba berasal dari perasaan. Ibarat kelingking mes-ki kecil mampu mengalahkan yang besar. Kemistri yang dijadikan andalan-nya adalah cinta. Melalaui semangat cinta ia bisa diterima oleh orang lain, oleh masyarakatnya.

INSTINCT itu ibarat air. Air memberikan rasa lega bagi yang dahaga, mem-bersihkan kotoran di sekitarnya, memadamkan api yang mem-bara. Air mengalir ke semua arah, baik lobang besar ataupun lobang ke-cil. Air sungai yang besar seperti air bah bisa juga menghanyutkan dan menenggelamkan apa saja. Air adalah simbol kehidupan, ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan. Sesuai letak jari tengah yang berada di tengah-tengah, air adalah vital diperlukan untuk kehidupan. Air selalu mengalir diantara dua sisi keras yang berada di sampingnya. Air selalu diapit dan air berguna jika diwadahi untuk kemudian dimanfaatkan. Air sanggup berkorban, tidak terlalu mementingkan harga diri jika ia memberikan manfaat bagi sekitarnya. Oleh karena air bukan barang kaku, bukan keteguhannya yang membuat ia bermanfaat tapi alirannya, keberadaan-nya untuk makhluk di sekitarnya. Orang In; mengalir, tenang, mencari kebahagiaan dan kedamaian dengan jalan memberikan manfaat kepada orang lain. Ibarat jari tengah orang In berada di tengah untuk mening-katkan perannya dan berkontribusi lebih besar. Atau ia berada di tengah untuk mendamaikan orang yang bertikai. Atau ia berada di tengah un-tuk menutupi dan melengkapi jika masih ada kekurangan. Atau ia berada di tengah karena kemampuannya yang serba bisa. Air memberi manfaat demi mencari bahagia.