Rabu, 01 Januari 2014

BAHAYA SABAR, NIKMATNYA SYUKUR

STIFIn Banten
resolusi tahun baru
Salam SuksesMulia sahabat hebat! Alhamdulillah.. segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam yang telah mengizinkan kita untuk bertemu dengan tahun yang baru dan harapan yang baru. ya, 2013 telah berakhir tadi malam bersamaan dengan bunyi petasan dan derasnya hujan yang membasahi setiap sudut kota dan bersamaan dengan tetesan air hujan telah menghanyutkan emosi negatif dan janji – janji cuma janji di 2013 yang belum sempat diwujudkan. Selamat datang 2014, selamat datang masa depan dan harapan yang baru.

Sahabat hebat, apa resolusimu di tahun yang baru ini? Masihkah resolusi kita hanya sebatas ritual yang hanya akan dilakukan saat tanggal 1 Januari dan berakhir di laci meja lalu dilupakan? Tentunya itu bukan anda kan? :). Saya Rizal Muharam, adalah pribadi yang jauh dari sempurna namun insya Allah senantiasa belajar untuk lebih baik dari waktu ke waktu, kali ini ingin berbagi dengan sahabat semuanya, siapa pun yang sedang membaca kata demi kata dalam tulisan ini, saya belum tentu lebih baik dari anda, tapi izinkan saya berbagi sedikit untuk anda dan harapannya semoga sharing saya bermanfaat.

Insya Allah resolusi saya tahun ini adalah “Menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur” bersyukur bukan hanya ucapan lisan saja namun perlu diwujudkan dengan tindakan nyata sebagai bentuk rasa terima kasih kita kepada yang Maha Memberikan Nikmat. Ehm, sebelumnya saya punya pertanyaan untuk sahabat sekalian, “pilih mana, menjadi hambaNya yang bersyukur atau bersabar?” pertanyaan yang sederhana sekali, apalagi kata syukur dan sabar mungkin akrab ditelinga kita semua, betul?

Idealnya sih kedua – duanya. Lalu bagaimana jika harus ada yang didahulukan. Untuk menjawabnya, saya akan mengutip jawaban yang diberikan oleh sahabat saya, Ahmad Sofyan Hadi (@BangunCinta) seorang pakar EmoSIGN - Analisa Tanda Tangan. Beliau pernah dalam sebuah kesempatan bertanya kepada kami peserta seminar EmoSIGN, tentang 2 pertanyaan diatas, idealnya sih bisa dua2nya dan kita perlu belajar. Mungkin saya akan membahas dari sisi fokus, mana yang perlu kita fokuskan, bersyukur atau bersabar? Mari kita bahas

Tanpa melihat atau mencari definisi sabar, apa arti kata sabar untuk anda wahai sahabat? Saya yakin sekali persepsi teman – teman tentang sabar pasti berbeda, walaupun secara arti mungkin mirip – mirip. Sambil saya ketik tulisan ini saya ikut mencari definisi sabar menurut islam :)

Sabar dan syukur adalah separuh dari iman. Yang pasti keduanya punya makna positif, sayangnya, media terutama televisi yang merupakan media audio visual tidak jarang memberikan gambaran tentang orang yang sabar. Apa yang sering ditampilkan? Mungkin diantaranya (yang negatif) orang sabar sering dicitrakan teraniaya, tertindas dan terdzolimi, eh sama aja ya maksudnya? Hehe.. intinya yang sering dicitrakan adalah pribadi yang tidak enak untuk ditiru. Oleh karenanya karena mungkin tanpa sadar kita dijejali dengan tayangan – tayangan demikian akhirnya hal tersebut menjadi auto sugesti kepada diri kita yang menonton acaranya. Yah, mungkin menjadi sebuah program dalam mental bawah sadar “Sabar = tertindas” ini mungkin lho, sebelum komentar, baiknya sahabat selesaikan dulu baca sampai akhir. Heheh.. sepertinya telah terjadi pergeseran makna sabar itu sendiri dari positif menjadi negatif, sekali lagi ini karena pencitraan yang salah dari makna sabar itu sendiri, bukan salah si sabarnya.

Hal tersebut pada akhirnya menjadikan sebuah boomerang pada diri kita, misalnya pada saat ada masalah dan berdoa, “yaa Tuhan, jadikanlah hamba orang yang sabar”, doanya bagus, positif namun kita belum tau persepsi sabar dalam pikirannya bagaimana. Seandainya persepsi sabar dalam pikirannya adalah citra yang negatif maka ia mungkin akan selalu diterpa masalah –masalah, karena gimana mau sabar kalau belum pernah diuji? Akhirnya cobaan datang silih berganti dan ia merasa heran, kenapa ko masalah hidupnya kian rumit owwww… sekali lagi ini masalahnya ada pada persepsi sabar dalam pikiran masing – masing orang ya. Faham kan?

Berdoalah agar diberikan kekuatan, bukan meminta dihindarkan dari masalah. Lalu, bagaimana dengan kata syukur? Sekali lagi ini dipengaruhi juga oleh definisi syukur dalam pikiran masing – masing orang. Rasa syukur sering diasosiasikan dengan kenikmatan, bahkan Dia juga menjanjikan akan menambah nikmatnya jika kita bersukur dan akan mengazab kepada orang yang ingkar. Diberi nikmat lalu bersyukur, seolah nikmat dulu baru bersyukur, padahal sebenarnya energi syukurlah yang mengundang nikmatNya, jadi sekarang dibalik, bersyukurlah maka akan terus ditambah nikmatNya. Apa yang disyukuri? Kadang kita tidak menyadari bahwa setiap waktu kita diberikan nikmat yang jauh lebih banyak ketimbang nikmat lain yang kita kejar, padahal kita setiap detik bernafas. pointnya, bersyukur akan mengundang nikmat – nikmat yang lebih banyak.

Jadi, orang yang senantiasa bersyukur maka akan dilimpahkan nikmat yang jauh lebih banyak dan lebih sering ketimbang yang tidak. Jadi masalah terbesarnya adalah bukan itung – itungan pada nikmat yang Dia berikan, itu jelas tak terhingga dan kita tidak akan mampu menghitungnya, masalahnya ada pada rasa syukur kita terhadap nikmat – nikmatNya. Dalam sebuah kesempatan, saya pernah mendapat nasehat, sebelum berdoa untuk meningkatkan energi positif kita, mulailah dengan beristighfar dan menyadari satu demi satu nikmat yang kita rasakan, niscaya kita akan “malu” meminta padaNya, karena nikmatNya begiiituuuu banyaaak. That’s why, orang yang hatinya dipenuhi rasa syukur akan selalu mengalami keberlimpahan, karena syukur akan mengundang nikmat – nikmat yang lain. Jadi fokus saya di resolusi 2014 ini adalah insya Allah belajar menjadi hambaNya yang pandai bersyukur dan bersabar (dengan persepsi baru), apa resolusi sahabat hebat?

Yuk chat langsung
BBM 2b1c913b / WA 08777 14 222 14