Tidak selamanya pujian itu memotivasi, jangan sampai salah memuji
anak!. Atau sebaliknya, Anak yang seharusnya di puji-puji eh malah malah di
tantang.
Khusus untuk anak Thinking introvert, untuk meningkatkan motivasi
belajarnya ternyata harus diberi recognize (penghargaan) dari orang yang
dihormatinya.
Haikal yang merupakan orang Thinking introvert ternyata tidak mempan
dipuji. Jelas dipuji bagi dia itu sama saja pura-pura. Tidak berpengaruh!. Saya
memang sebelumnya selalu menyamakan metoda pujian yang sama saya sampaikan
kepada kakaknya. Dewi yang memang orang Sensing extrovert, itu harus luar biasa
di manja dan selalu dipuji juga diiming-imingi sesuatu. Tapi itu tidak
berlakubagi Haikal. Terbukti, semester satu di kelas satu haikal rangking 24
dari 25 siswa. Haha…. Om Ben salah treathment
…. Kata teman-teman di komunitas Rumah STIFIn Banten.
Sejak saat itu saya rubah metodanya dengan mencari siapa orang yang
dihormatinya. Mungkin selama ini saya belum masuk kategori orang yang dihormati
Haikal.
Disetiap pembicaraan saya selalu amati siapa orang yang sering dia
sebutkan. Oh, ternyata ada dua orang yang sering dia sebutkan, yaitu Guru Wali
kelasnya dan guru ngajinya.
Nah ini merupakan klu buat saya untuk memotivasi belajar dia supaya
bisa mencapai target 10 besar di semester 2 kelas 1.
Saya pun mendatangi sekolah Haikal untuk berdiskusi ke wali kelasnya
agar Haikal diberi penghargaan di depan kelas karena berpakaian rapih dan
berkuku paling bersih di kelasnya.
Saran saya pun di ikuti oleh gurunya, memanggil Haikal untuk berdiri di
depan kelas dan memberi penghargaan bahwa Haikal adalah contoh yang berpakain
rapih dan berkuku bersih.
Begitu pulang sekolah, langsung Haikal mencari saya dan istri dan
menceritakan kejadian yang membanggakan dia.
“Pak tadi Haikal diri di depan
kelas terus di bilangin sama bu guru, katanya haikal bajunya paling rapih dan
kukunya paling bersih” Haikal sambil bergaya.
“Bapak bangga dan percaya sama Haikal!, makin hari haikal makin rapih
dan bersih”
“Tapi Bapak lebih bangga lagi kalo Haikal diri di depan kelas karena
haikal paling cepat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh bu guru, Bisa?”
“Bisa pak!, Haikal seneng berdiri di depan
kelas pak”
“Ok. Kalo Haikal belajar lebih giat lagi, maka dede bisa masuk 10 besar
nantinya, Siap!”
Sejak saat itu motivasi belajarnya luar biasa meningkat drastis, dan
diakhir semester satu mengalami lonjakan yang besar, Alhamdulillah ada
peningkatan naikmenjadi rangking 14. He … he ….
Begitu juga di lingkungan pengajiannya, sekarang dia berani mimpin
teman-temannya untuk menjadi imam sholat, dan berani adzan dan qomat di waktu
sholat.
Ya, hanya sebuah recognize
atau penghargaan ternyata bisa
mendongkrak semangat belajarnya.
0 komentar :
Posting Komentar