Minggu, 20 Oktober 2013

Saya tidak butuh pujian, tapi penghargaan


Tidak selamanya pujian itu memotivasi, jangan sampai salah memuji anak!. Atau sebaliknya, Anak yang seharusnya di puji-puji eh malah malah di tantang.
Khusus untuk anak Thinking introvert, untuk meningkatkan motivasi belajarnya ternyata harus diberi recognize (penghargaan) dari orang yang dihormatinya.
Haikal yang merupakan orang Thinking introvert ternyata tidak mempan dipuji. Jelas dipuji bagi dia itu sama saja pura-pura. Tidak berpengaruh!. Saya memang sebelumnya selalu menyamakan metoda pujian yang sama saya sampaikan kepada kakaknya. Dewi yang memang orang Sensing extrovert, itu harus luar biasa di manja dan selalu dipuji juga diiming-imingi sesuatu. Tapi itu tidak berlakubagi Haikal. Terbukti, semester satu di kelas satu haikal rangking 24 dari 25 siswa. Haha…. Om Ben salah treathment …. Kata teman-teman di komunitas Rumah STIFIn Banten.
Sejak saat itu saya rubah metodanya dengan mencari siapa orang yang dihormatinya. Mungkin selama ini saya belum masuk kategori orang yang dihormati Haikal.
Disetiap pembicaraan saya selalu amati siapa orang yang sering dia sebutkan. Oh, ternyata ada dua orang yang sering dia sebutkan, yaitu Guru Wali kelasnya dan guru ngajinya.
Nah ini merupakan klu buat saya untuk memotivasi belajar dia supaya bisa mencapai target 10 besar di semester 2 kelas 1.
Saya pun mendatangi sekolah Haikal untuk berdiskusi ke wali kelasnya agar Haikal diberi penghargaan di depan kelas karena berpakaian rapih dan berkuku paling bersih di kelasnya.
Saran saya pun di ikuti oleh gurunya, memanggil Haikal untuk berdiri di depan kelas dan memberi penghargaan bahwa Haikal adalah contoh yang berpakain rapih dan berkuku bersih.
Begitu pulang sekolah, langsung Haikal mencari saya dan istri dan menceritakan kejadian yang membanggakan dia.
“Pak tadi Haikal diri di depan kelas terus di bilangin sama bu guru, katanya haikal bajunya paling rapih dan kukunya paling bersih” Haikal sambil bergaya.
“Bapak bangga dan percaya sama Haikal!, makin hari haikal makin rapih dan bersih”
“Tapi Bapak lebih bangga lagi kalo Haikal diri di depan kelas karena haikal paling cepat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh bu guru, Bisa?”
“Bisa pak!, Haikal seneng berdiri di depan kelas pak”
“Ok. Kalo Haikal belajar lebih giat lagi, maka dede bisa masuk 10 besar nantinya, Siap!”
Sejak saat itu motivasi belajarnya luar biasa meningkat drastis, dan diakhir semester satu mengalami lonjakan yang besar, Alhamdulillah ada peningkatan naikmenjadi rangking 14. He … he ….
Begitu juga di lingkungan pengajiannya, sekarang dia berani mimpin teman-temannya untuk menjadi imam sholat, dan berani adzan dan qomat di waktu sholat.
Ya, hanya sebuah recognize atau penghargaan ternyata bisa mendongkrak semangat belajarnya. 

beni badaruzaman

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar :

Posting Komentar