Jumat, 23 November 2012

Hebat Sebagai Diri Anda!

Alkisah dibagian timur Bumi pertiwi, ada seorang anak muda yang hidup dengan sangat sederhana, seorang anak petani dari Manokwari Papua yang memiliki ‘semangat 45’ untuk menimba ilmu di sekolah. Karena keterbatasan ekonomi anak muda tersebut jarang kesekolah alasannya simple tidak ada ongkos namun ia bukanlah seorang anak yang malas dengan sejuta alasan untuk tidak bersekolah, ia salurkan semangat belajarnya dirumah dengan fasilitas seadanya saat ia tidak bersekolah. Awalnya ia bukanlah siapa-siapa, seorang anak petani dari golongan ekonomi bawah yang bersekolah dengan minim sarana dan prasarana, ditambah lagi ia jarang bersekolah.

Namun anak muda yang lahir pada tanggal 22 September 1986 ini memiliki kesempatan yang mungkin anak-anak cerdas lainnya juga belum tentu mampu, yaitu menjuarai The First Step To Nobel Prize in Physics mengungguli ratusan paper dari 73 Negara. Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas. Dialah sang jenius dari Papua-Septinus George Saa.

Sejenak kita beralih ke kisah seorang Bintang Lapangan Sepak Bola yang terkenal dengan julukan licin dan lincah, menjadi pemain terbaik dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut 2009, 2010, 2011 Prestasinya sebagai seorang pesepak Bola Muda tidak lagi diragukan, pantaslah jika ia dijuluki Reinkarnasi Legenda Sepak Bola Diego Maradona, siapa yang tidak kenal dengan si kutu Lionel Andreas Messi. Soal penghasilan? Pasti bikin kita Koprol sambil bilang WOOOWW!! Ini ciyus loh.. Hehe..

Kita lupakan sejenak, Septinus George Saa dan Lionel Messi karena umat muslim khususnya di Indonesia telah berduka atas wafatnya seorang dai kondang, dai sejuta umat yang hingga hari ini rekaman audio-visualnya masih dirindukan oleh umat Muslim khususnya di Tanah Air, ya, Almarhum KH. Zainuddin MZ, dengan logat suara “betull” yang khas, dai yang satu ini memang tiada duanya, cerahmanya yang menyejukan hati, penuh dengan humor dan singkatan-singkatan telah meninggalkan kita umat muslim untuk selamanya, masih terngiang sosoknya di kepala kita, beliau mungkin bukan seorang yang jenius dalam bidang pelajaran Eksak seperti Septinus George Saa dan beliau bukanlah bintang lapangan seperti Lionel Messi, namun beliau adalah seorang yang pernah memberikan kontribusi positif dalam pembinaan akhlak dan syiar Islam khususnya di Bumi Pertiwi. Insya Allah kontribusi almarhum menjadi salah satu dari 3 (tiga) hal yang pahalanya senantiasa mengalir. Aammiin

Saudaraku, dari ketiga kisah hidup diatas siapakah yang paling sukses dalam hidupnya? Awalnya kami sempat bingung dengan pertanyaan itu, kami menyadari ternyata selama ini definisi atau arti sukses kami terlalu sempit sehingga hanya mengukur tingkat kesuksesan dari banyaknya harta yang dimiliki. Dalam sebuah buku yang kami baca judulnya DNA SuksesMulia dikatakan, "Sukses ditandai dengan meningkatnya 4-TA: harTA, TAhta, kaTA (ilmu) dan cinTA". Mengukur tingkat kesuksesan tidak melulu lewat harta, ketika seseorang mungkin harta, tahta, kata (ilmu) nya tidak seberapa banyak namun ia menggunakan kemistri cintanya untuk kepentingan banyak orang seperti Mahatma Gandhi dan bunda Theresa mereka juga layak untuk dikatakan sukses, betul atau benar?

Setiap manusia selalu punya sumber daya suksesnya masing-masing. Bukankah Tuhan menilai prestasi hambaNya dengan derajat Takwa? Artinya Harta, Tahta, Kata dan Cinta yang telah kita miliki harus digunakan untuk kebaikan bagi manusia lainnya, sehingga tidak hanya sukses saja tapi juga Mulia, setuju kan? HEBATlah sebagai diri Anda! Salam SuksesMulia

STIFIn Banten

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar :

Posting Komentar